Bagi sebagian penggunanya, mungkin masih ada yang bingung bagaimana teknik algoritma TikTok bekerja. Platform hiburan tersebut memiliki aturannya tersendiri dalam memunculkan video – video rekomendasi sesuai minat usernya.
Oleh karena itu, bagi para influencer, content creator, atau seller brand yang ingin membuat konten TikTok perlu memahami bagaimana cara kerja algoritmanya. Dengan begitu, video tersebut dapat viral karena masuk FYP.
Bagaimana Teknik Algoritma TikTok Bekerja?
Sebagaimana media sosial lainnya, TikTok memiliki aturan algoritmanya sendiri dan dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukungnya. Penjelasan cara kerja tersebut bisa digambarkan melalui langkah – langkah penyelesaian masalah secara sistematis.
Algoritma akan mengatur arus informasi dalam peredaran sistem mereka. Sehingga setiap konten yang ingin disampaikan pada udiens sudah ada algoritmanya sendiri – sendiri.
Singkatnya, platform seperti TikTok tersebut akan merekam jejak kebiasaan usernya. Misalnya sering mencari keyword “makanan,” maka kemunculan konten berikutnya akan berhubungan terkait makanan.
Begitu juga dengan video – video yang disukai, pihak TikTok akan merekam jejak tersebut untuk kemudian selanjutnya disajikan konten seputar bidang favorit Anda tersebut.
Selain itu, ada istilah FYP (For Your Page), yaitu beranda berisi video rekomendasi dari pihak TikTok khusus untuk masing – masing penggunanya. Jadi setiap user memiliki preferensi FYPnya sendiri – sendiri.
Selain dikarenakan viral, tiap konten yang muncul di beranda FYP bukan dipilih secara acak, melainkan sudah disesuaikan dengan preferensi setiap akun.
Walaupun FYP tidak 100 persen menentukan viralnya sebuah konten, tapi setidaknya TikTok sudah mengembangkan algoritmanya agar konten tersebut dikirimkan ke beranda FYP setiap user yang relate dengan preferensinya.
Oleh sebab itu ada beberapa faktor penentu bagaimana cara kerja algoritma TikTok. Mulai dari minat yang dipilih penggunanya ketika awal mendaftarkan sebagai pemilik akun baru.
Selain itu mereka akan menyesuaikan konten apa saja yang tidak disukai usernya. Misalnya saat menekan menu ‘Not Interested’ pada sebuah video. Sehingga platform hiburan ini bisa menggambarkan personalisasi usernya melalui FYP.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknik algoritma TikTok bekerja berdasarkan faktor – faktor berupa interaksi pengguna, informasi video seperti tagar, caption, atau lagu, dan pengaturan perangkat akun. (SA)