Memenuhi standar nilai TOEFL untuk program S1 merupakan langkah krusial bagi calon mahasiswa. Tes ini tidak hanya mengevaluasi kemahiran bahasa Inggris, tetapi juga menjadi tolak ukur kesiapan akademis mereka di universitas, baik di dalam maupun luar negeri.
Rincian Standar Nilai TOEFL Untuk S1
Standar nilai TOEFL untuk program S1 di Indonesia dan luar negeri memiliki variasi tergantung pada jenis tes TOEFL yang digunakan dan kebutuhan institusi pendidikan masing-masing. Ada beberapa jenis TOEFL, seperti TOEFL iBT, TOEFL ITP, TOEFL PBT, dan TOEFL CBT, yang masing-masing memiliki sistem penilaian yang berbeda.
Untuk TOEFL iBT, skor terendah adalah 0 dan skor tertingginya adalah 120. Tingkat kemahiran dalam TOEFL iBT diukur melalui empat komponen: Reading, Listening, Speaking, dan Writing, dengan masing-masing memiliki rentang skor dan level kemahiran yang berbeda. Sementara itu, untuk TOEFL PBT, skor minimumnya berada di angka 310 dan maksimumnya 677. TOEFL CBT memiliki skor terendah 0 dan tertinggi 300. Skor yang baik untuk TOEFL CBT biasanya berada di kisaran 213-233, sedangkan skor yang lebih sempurna adalah sekitar 250.
Di Indonesia, persyaratan nilai TOEFL untuk program S1 bervariasi tergantung pada universitas dan program studinya. Sebagai contoh, Universitas Indonesia (UI) mensyaratkan skor TOEFL Institusional PBT/ITP minimal 500 atau iBT minimal 61 untuk beberapa program studi di jalur kelas internasionalnya. Untuk program studi Ilmu Hukum, misalnya, skor TOEFL yang dibutuhkan adalah PBT/ITP 530 atau iBT 73.
Sedangkan untuk program S1 di luar negeri, standar nilai TOEFL umumnya berkisar antara 80 hingga 100, meskipun hal ini bisa bervariasi antar universitas dan program studi. Beberapa universitas yang lebih kompetitif mungkin memiliki persyaratan skor yang lebih tinggi.
Untuk mempersiapkan diri mencapai skor TOEFL yang tinggi, ada beberapa tips yang bisa diikuti, seperti belajar dengan intensif, berlatih soal-soal ujian sebelumnya, fokus pada area kelemahan, melakukan simulasi ujian, serta menggunakan strategi skimming dan scanning saat mengerjakan bagian reading comprehension.
Penting untuk dicatat bahwa informasi ini dapat berubah dan sebaiknya selalu dikonfirmasi dengan universitas atau program studi terkait untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai persyaratan nilai TOEFL.
Peran Skor TOEFL dalam Proses Penerimaan Universitas
Berikut adalah peranan skor TOEFL yang diperlukan dalam proses pendafaran mahasiswa baru :
- Bobot Skor TOEFL: Universitas masing-masing memiliki kriteria penilaian yang berbeda. Beberapa universitas mungkin melihat skor TOEFL sebagai faktor penting, sementara yang lain mungkin menekankan lebih pada prestasi akademik atau kegiatan ekstrakurikuler. Memahami bobot skor TOEFL dalam konteks keseluruhan aplikasi dapat membantu calon mahasiswa menargetkan persiapan mereka secara lebih efektif.
- Persyaratan Minimum vs Kompetitif: Universitas sering menetapkan skor minimum TOEFL untuk kelayakan, tetapi skor yang lebih tinggi mungkin diperlukan untuk bersaing dalam program yang lebih selektif. Mengetahui perbedaan antara skor minimum dan skor yang membuat aplikasi lebih kompetitif bisa sangat bermanfaat bagi pelamar.
- Integrasi dengan Persyaratan Lain: Bagaimana skor TOEFL diintegrasikan dengan persyaratan lain seperti GPA, esai penerimaan, dan aktivitas kepemimpinan atau sukarelawan? Artikel seharusnya memberikan pandangan tentang bagaimana berbagai elemen aplikasi universitas saling melengkapi.
- Perbedaan Antar Jurusan dan Program: Beberapa program studi mungkin lebih menekankan kemahiran bahasa Inggris daripada yang lain. Misalnya, program studi sastra Inggris mungkin memerlukan skor TOEFL yang lebih tinggi dibandingkan program studi teknik.
- Kiat untuk Meningkatkan Peluang Diterima: Strategi apa yang bisa digunakan oleh calon mahasiswa untuk meningkatkan peluang mereka diterima di universitas pilihan mereka, terutama jika mereka memiliki skor TOEFL yang lebih rendah dari rata-rata penerimaan?
Perbandingan TOEFL dengan IELTS, PTE, dan Cambridge English Exams
Perbandingan antara TOEFL dengan tes kemahiran bahasa Inggris lain seperti IELTS, PTE, atau Cambridge English Exams ini cukup penting karena masing-masing tes memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi keputusan calon mahasiswa. Misalnya:
- Format Tes: TOEFL terkenal dengan format digitalnya yang berfokus pada penggunaan komputer, sedangkan IELTS menawarkan pilihan antara tes berbasis kertas dan berbasis komputer. PTE sepenuhnya berbasis komputer, dan Cambridge English Exams seringkali menggunakan format kertas.
- Rentang Skor: TOEFL memiliki skala skor dari 0 hingga 120, sedangkan IELTS dinilai pada skala 1-9. PTE memberikan skor antara 10 hingga 90, dan Cambridge English memiliki sistem penilaian yang berbeda berdasarkan ujian spesifik.
- Aspek Kemahiran yang Diuji: Semua tes ini menguji empat keterampilan utama bahasa Inggris: mendengar, membaca, menulis, dan berbicara. Namun, cara mereka menguji kemampuan berbicara berbeda-beda, misalnya TOEFL dan PTE menggunakan metode rekaman, sementara IELTS dan Cambridge English melibatkan interaksi tatap muka.
- Penerimaan oleh Universitas: Sementara TOEFL banyak diterima oleh universitas di Amerika Serikat, IELTS sering menjadi pilihan utama di negara-negara seperti Inggris, Australia, dan Kanada. PTE sedang meningkat popularitasnya, dan Cambridge English Exams diakui di banyak lembaga pendidikan tinggi.
- Biaya dan Ketersediaan: Biaya tes bisa bervariasi tergantung lokasi dan jenis tes. Juga, ketersediaan pusat tes di berbagai wilayah dapat mempengaruhi pilihan siswa, terutama jika sumber daya terbatas. (Alkisahnews.com)