Tinggi Badan Para Nabi dan Rasul Utusan Allah

Berapa Tinggi Badan Para Nabi dan Rasul Utusan Allah? – Alkisahnews.com. Pernahkah kalian membayangkan bagaimana rupa para nabi kita? Bukan hanya wajah mereka, tetapi juga tinggi badan mereka? Coba bayangkan, Nabi Adam, manusia pertama yang diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala, dikatakan memiliki tubuh yang luar biasa tinggi, setara dengan sebuah gedung bertingkat. Lalu, bagaimana dengan nabi-nabi setelahnya? Apakah mereka juga setinggi itu? Dan mengapa tinggi badan manusia justru semakin lama semakin menurun?

Ini bukan sekadar pertanyaan iseng. Jika kita melihat riwayat-riwayat lama, kita akan menemukan kisah-kisah yang menyebutkan bahwa manusia zaman dahulu jauh lebih tinggi dibanding kita sekarang. Nabi Adam, misalnya, disebutkan memiliki tinggi sekitar 60 hasta—jika dikonversikan ke ukuran modern, itu setara dengan hampir 30 meter! Namun, dari generasi ke generasi, tinggi manusia terus berkurang. Hingga pada zaman Nabi Muhammad, tingginya dikisahkan mendekati tinggi manusia pada umumnya.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini berkaitan dengan evolusi, perubahan lingkungan, atau mungkin ada alasan yang lebih dalam yang belum kita ketahui?

Rincian Tinggi Badan Para Nabi dan Rasul

1. Nabi Adam

Bayangkan sebuah dunia yang belum pernah tersentuh oleh manusia, di mana hanya ada langit luas dan bumi yang masih baru. Di sanalah, atas kehendak Allah subhanahu wa ta’ala, seorang manusia pertama diciptakan—Nabi Adam.

Nabi Adam bukan sekadar manusia biasa. Ia adalah awal mula peradaban, bapak dari seluruh umat manusia. Namanya disebut dalam banyak ajaran agama samawi—Islam, Nasrani, dan Yahudi—sebagai sosok yang menghubungkan manusia dengan Tuhan. Namun, ada satu hal yang selalu menarik perhatian dari kisahnya: tinggi badannya yang luar biasa.

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Adam diciptakan dengan tinggi sekitar 60 hasta, atau setara dengan 27,5 meter dalam ukuran modern! Coba bayangkan—27,5 meter! Itu jauh lebih tinggi dibandingkan manusia pada zaman ini yang rata-rata hanya memiliki tinggi sekitar 1,7 meter. Rasulullah sendiri pernah bersabda:

“Allah menciptakan Adam dengan tinggi 60 hasta, sekitar 27,5 meter.” (Hadis Riwayat Bukhari)

Tingginya yang luar biasa ini bukan hanya menunjukkan kebesaran Allah dalam menciptakan manusia, tetapi juga menjadi bukti bagaimana fisik manusia berubah seiring waktu. Banyak ulama berpendapat bahwa tinggi manusia terus menurun seiring dengan perubahan zaman dan kondisi lingkungan yang semakin berbeda.

Lalu, kapan sebenarnya Nabi Adam hidup? Tidak ada tanggal atau tahun pasti yang bisa dijadikan acuan. Beberapa ulama dan ilmuwan mencoba memperkirakan bahwa Nabi Adam hidup sekitar 6.000 tahun yang lalu, tetapi hal ini masih menjadi perdebatan panjang di kalangan akademisi. Yang pasti, kisahnya selalu dikaitkan dengan awal mula penciptaan manusia dan bumi.

Sebagai manusia pertama, Nabi Adam diberi amanah besar oleh Allah: menjadi khalifah di bumi. Bersama istrinya, Hawa, ia memulai kehidupan manusia di dunia. Mereka belajar bercocok tanam, bertani, dan membangun keluarga. Dari keturunan merekalah lahir berbagai bangsa dan suku yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Namun, kehidupan Nabi Adam tidaklah selalu mudah. Ia harus menghadapi ujian besar, termasuk godaan dari Iblis yang menyebabkan ia dan Hawa diturunkan ke bumi. Dari kisah ini, kita belajar bahwa kesalahan adalah bagian dari manusia, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit, bertobat, dan kembali kepada Allah.

Nabi Adam bukan hanya manusia pertama, tetapi juga pelajaran hidup bagi kita semua. Kisahnya mengajarkan tentang asal-usul manusia, pentingnya ketaatan kepada Allah, serta bagaimana menghadapi godaan dalam hidup. Sebuah cerita yang terus diwariskan dari generasi ke generasi, membawa pesan tentang kebesaran Allah dan perjalanan panjang umat manusia.

Baca Juga : Golongan Manusia Yang Diharamkan Masuk Neraka

2. Nabi Hud

Penjelasan tinggi badan para nabi berikutnya adalah nabi Hud AS. Di sebuah masa yang jauh sebelum kita, manusia memiliki postur tubuh yang luar biasa tinggi. Konon, Nabi Adam sendiri memiliki tinggi sekitar 60 hasta, begitu pula para nabi setelahnya seperti Nabi Idris dan Nabi Nuh. Namun, suatu titik dalam sejarah menjadi awal perubahan besar.

Mari kita kembali ke zaman Nabi Hud ‘alaihissalam, di mana tinggi badan manusia mulai menyusut perlahan. Nabi Hud adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah untuk membimbing kaumnya menuju kebenaran. Beliau adalah keturunan Nabi Nuh dan menjadi nabi ketiga dalam urutan para nabi. Allah mengutusnya kepada kaum ‘Ad, sebuah kaum yang dikenal sebagai kelompok paling kuat dan berkuasa pada zamannya.

Namun, kekuatan mereka justru menjadi sumber keangkuhan. Kaum ‘Ad menjadi sombong dan berpaling dari ajaran Allah. Mereka merasa tak terkalahkan, membangun peradaban dengan arsitektur megah, serta hidup dalam kemakmuran yang berlimpah. Mereka tidak menyadari bahwa semua itu adalah ujian, bukan tanda bahwa mereka bisa berbuat sesuka hati.

Nabi Hud berasal dari keturunan Sam bin Nuh. Beliau lahir di wilayah yang kini dikenal sebagai Hadramaut, Yaman. Sejak kecil, Nabi Hud memiliki kepribadian yang mulia—jujur, bijaksana, dan memiliki keimanan yang teguh kepada Allah. Sementara kaumnya sibuk menyembah berhala, Nabi Hud tetap dalam ketaatan.

Ketika Allah mengutusnya sebagai nabi, beliau menyampaikan pesan-pesan ketauhidan dengan penuh kesabaran. Dengan penuh kelembutan, Nabi Hud menyeru kaumnya untuk kembali kepada Allah, meninggalkan penyembahan berhala, dan menghentikan kemaksiatan yang merajalela. Namun, kaum ‘Ad justru menolak dakwah beliau. Mereka bukan hanya mengabaikan peringatan itu, tetapi juga mencemooh dan mengancamnya.
Di antara ciri khas Nabi Hud yang sering disebutkan dalam riwayat adalah tinggi badannya yang luar biasa.

isebutkan bahwa beliau memiliki tinggi sekitar 60 hasta—sekitar 27 hingga 30 meter. Bahkan, kaum ‘Ad sendiri memiliki postur yang lebih tinggi darinya. Ada yang mengatakan bahwa tinggi mereka bisa mencapai 40 meter! Postur tubuh mereka yang besar dan kuat semakin membuat mereka angkuh, merasa tidak ada yang bisa mengalahkan mereka.

Namun, sebagaimana kaum yang menentang para nabi sebelumnya, kaum ‘Ad pun akhirnya menghadapi kehancuran. Ketika mereka tetap membangkang, Allah menurunkan azab berupa angin topan dahsyat yang berlangsung selama tujuh malam delapan hari. Kaum yang dulunya gagah perkasa itu tumbang bagaikan pohon-pohon kurma yang tercerabut dari akarnya.

Setelah masa Nabi Hud, manusia mulai mengalami perubahan. Tinggi badan yang dulu luar biasa berangsur-angsur menyusut. Mengapa ini terjadi?

Beberapa faktor bisa menjelaskan fenomena ini. Perubahan lingkungan, pola makan, dan perkembangan genetik menjadi bagian dari penyebabnya. Seiring berjalannya waktu, kehidupan manusia berubah. Tidak ada lagi makhluk raksasa seperti kaum ‘Ad. Namun, di atas semua itu, perubahan ini adalah bagian dari kehendak dan kuasa Allah, yang mengatur alam semesta dengan keseimbangan-Nya.

Demikianlah kisah Nabi Hud, seorang nabi yang penuh kesabaran dalam menghadapi kaum yang keras kepala. Tingginya yang luar biasa bukan hanya menjadi bukti keagungan ciptaan Allah di masa lalu, tetapi juga menjadi pengingat bahwa kesombongan hanya akan membawa kehancuran.

Tambah Ilmu Yuk : Berapa Banyak Jumlah Yakjuj dan Makjuj ?

3. Nabi Musa

Penjelasan tinggi badan para nabi selanjutnya adalah nabi Musa AS. Sekarang, mari kita melangkah jauh ke zaman Nabi Musa untuk melihat perbedaan antara era Nabi Hud dan Nabi Musa. Tinggi badan nabi-nabi lainnya tidak disebutkan secara rinci karena tidak ada riwayat yang benar-benar pasti mengenai hal tersebut. Oleh karena itu, dalam video ini, saya hanya akan membahas beberapa nabi yang tinggi badannya disebutkan dalam sumber yang jelas dan terpercaya.

Nabi Musa ‘alaihissalam adalah salah satu nabi yang paling dikenal dalam ajaran Islam, Kristen, dan Yahudi. Dalam Islam, kisahnya banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, menjadikannya salah satu nabi dengan riwayat paling lengkap dalam kitab suci ini. Beliau dikaruniai berbagai mukjizat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti membelah Laut Merah dan menerima wahyu berupa Taurat di Gunung Sinai.

Selain kisah-kisah besar tersebut, ada beberapa detail menarik mengenai Nabi Musa yang jarang dibahas, seperti tinggi badannya dan periode kehidupannya. Informasi ini memberi kita gambaran yang lebih nyata tentang sosok beliau. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa tinggi Nabi Musa sekitar lima hasta, atau sekitar 2,25 hingga 2,8 meter. Tinggi ini tentu luar biasa dibandingkan dengan rata-rata manusia saat ini.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda: “Aku melihat Musa. Dia adalah seorang pria berkulit coklat, tinggi seperti seorang pria dari suku Syanua.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Hadis ini memberikan gambaran tentang fisik Nabi Musa ‘alaihissalam. Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan angka lima hasta, deskripsi tersebut memperkuat pendapat bahwa Nabi Musa memiliki postur tubuh yang tinggi.

Mengenai periode kehidupannya, banyak ahli sejarah dan tafsir sepakat bahwa Nabi Musa hidup sekitar abad ke-13 hingga ke-12 sebelum Masehi. Beliau lahir di Mesir pada masa pemerintahan Firaun Ramses II atau kemungkinan Firaun Merneptah. Kisah kelahirannya terekam dalam Al-Qur’an, seperti dalam Surat Al-Qasas ayat 7-14, yang menggambarkan bagaimana ibunya menghanyutkan beliau ke sungai untuk menyelamatkannya dari kebijakan Firaun yang memerintahkan pembunuhan semua bayi laki-laki dari Bani Israil. Nabi Musa kemudian ditemukan oleh keluarga Firaun dan dibesarkan di istana.

Al-Qur’an juga mencatat berbagai peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Musa. Salah satu yang paling terkenal adalah pembelahan Laut Merah saat beliau memimpin Bani Israil keluar dari Mesir, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 50:
“Dan (ingatlah) ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikut-pengikutnya, sedang kamu sendiri menyaksikan.”

Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa Nabi Musa adalah sosok nabi yang dikaruniai banyak mukjizat dan memiliki peran besar dalam sejarah umat manusia. Tinggi badannya yang disebutkan dalam riwayat sekitar lima hasta semakin memperjelas sosoknya. Kisah-kisahnya yang diabadikan dalam Al-Qur’an dan hadis menjadi bukti kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala serta menegaskan betapa pentingnya Nabi Musa dalam perjalanan sejarah keimanan umat manusia.

Baca Juga Ini : Kota Atau Tempat Yang Mendapat Murka Allah

4. Nabi Muhammad

Penjelasan tinggi badan para nabi selanjutnya adalah nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan sosok paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Sebagai nabi terakhir yang diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, beliau membawa risalah Islam untuk membimbing umat manusia. Banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kehidupan dan sifat-sifat beliau, termasuk mengenai tinggi badan dan perjalanan hidupnya.

Berdasarkan beberapa riwayat, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memiliki postur tubuh yang seimbang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bara’ bin Azib, disebutkan bahwa beliau berperawakan sedang, dengan rambut yang mencapai bagian bawah telinga dan kulit yang cerah (Hadis Riwayat Bukhari). Dari keterangan ini, dapat disimpulkan bahwa beliau memiliki tinggi badan yang proporsional, sesuai dengan standar tinggi rata-rata orang Arab pada masanya, yang diperkirakan sekitar 175 cm menurut pandangan beberapa ulama.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, yang diperkirakan bertepatan dengan 26 April 570 Masehi di Kota Makkah, Jazirah Arab. Tahun kelahirannya disebut sebagai Tahun Gajah karena pada masa itu, pasukan bergajah yang dipimpin Abrahah dari Yaman berusaha menyerang Ka’bah, namun gagal berkat perlindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Pada usia 40 tahun, beliau menerima wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril, tepatnya pada tahun 610 Masehi. Peristiwa ini menandai awal dari periode kerasulan beliau. Selama 23 tahun berdakwah, beliau menghabiskan 13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah. Akhirnya, pada tahun 632 Masehi, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat di Madinah. Kisah hidup dan ajaran beliau banyak terdokumentasi dalam hadis-hadis sahih serta berbagai literatur sejarah Islam.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Quran surat Al-Hijr: 9)

Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur’an, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, akan senantiasa terjaga keasliannya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memiliki tinggi badan yang proporsional serta menjalani kehidupan yang penuh hikmah dalam periode yang sangat penting bagi sejarah Islam, yakni dari tahun 570 hingga 632 Masehi. Kisah dan ajaran beliau tetap relevan dan menjadi pedoman bagi umat manusia hingga saat ini.

Credit : Berita Islami

About administrator

Kami Menyediakan Informasi Berdasarkan Sumber Yang Kredibel dan Terpecaya

Tinggalkan Balasan